Macam-macam Point Of View (POV)
Pada dasarnya POV tidak termasuk dalam kosakata yang ada di bahasa Indonesia melainkan sebuah akronim dalam bahasa Inggris, yakni "point of view".
Secara bahasa point of view memiliki makna sudut pandang, yang biasanya menjadi sudut pandang seorang penulis terhadap tulisan atau karyanya. Hal ini dilakukan dengan harapan supaya audiencenya memahami maksud dan rasa sama seperti sang penulis atau kreator karya tersebut.
Penggunaan istilah POV ditemukan tak hanya dipakai pada artikel, cerpen, cerbung, ataupun novel, tapi juga pada konten video TikTok, Instagram, ataupun media sosial lainnya. Selain itu POV juga bisa ditemukan dalam film. Keberadaan POV memudahkan pembaca ataupun penonton untuk memahami maksud penulis atau orang yang membuat sebuah karya film. Namun kali ini saya akan membahas POV dalam menulis.
Ada beberapa macam sudut pandang (POV) dalam menulis, yaitu:
1. Sudut Pandang Orang Pertama (POV 1)
Pengarang menggunakan kata ganti aku, saya, gue, atau beta untuk menampilkan tokoh dalam cerita. Sudut pandang ini membuat pembaca seolah-olah ikut mengalami hal yang sama dengan tokoh utama.
Contoh POV 1 :
Aku sudah merasa tenang dan aman di Wonokromo. Robert tak pernah kelihatan. Mama dan Annelies tak mengindahkannya. Walau begitu bukan berarti aku harus merasa telah menggantikan kedudukannya. Segala daya kukerahkan untuk mengesani orang luar rumah, aku bukan bandit, juga bukan maksud membandit. Dan bahwa aku hanya seorang tamu yang setiap waktu harus pergi.
-Bumi Manusia, Pramoedya Ananta Toer-
Dari potongan cerita Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer diatas, dapat disimpulkan penulis menggunakan ‘aku’ sebagai tokoh utama yang berhasil membuat para pembacanya seolah menjadi Minke dalam sepanjang cerita.
2. Sudut Pandang Orang Kedua (POV 2)
Pengarang menggunakan kata ganti "kamu" sebagai peran utama. Sudut pandang ini jarang digunakan dan biasanya ditemui dalam karya seperti artikel.
Contoh POV 2:
Tinggal di negara yang maju layaknya negara-negara di Eropa sana memang tampak menyenangkan dan bahkan menjadi keinginan bagi beberapa orang, baik untuk menempuh karir maupun untuk menempuh pendidikan. Apakah kamu salah satunya? Jika kamu tertarik melanjutkan karir, studi bahkan menetap di luar negeri maka kamu mungkin akan memerlukan tips-tips bagaimana cara yang tepat untuk merantau ke negara orang dengan minim budget. Berikut tipsnya untuk kamu!
Dari contoh artikel diatas dapat disimpulkan penggunaan sudut pandang orang kedua yaitu ‘kamu’ akan terasa jauh lebih baik dalam artikel dari pada dalam cerita yang terasa kaku. Kata ganti ‘kamu’ yang mana adalah pembaca itu sendiri akan seolah membuat sang penulis berkomunikasi dengan pembacanya, sehingga akan terasa lebih nyata jika diterapkan untuk karya seperti artikel, pidato dan lainnya.
3. Sudut Pandang Orang Ketiga (POV 3)
Pengarang menggunakan kata ganti "ia", "dia", atau nama orang untuk menampilkan tokoh.
POV 3 juga dibedakan menjadi dua jenis yaitu sudut pandang orang ketiga terbatas dan serba tahu.
- POV 3 Terbatas
Narator hanya melihat apa yang ada di depannya dan tidak dapat membaca pikiran karakter lain.
Contoh:
"Saat Natan masuk ke apartemen yang sudah dia tinggal pergi ke New York selama empat hari itu, Akbar sudah ada disana"
- POV 3 Serba Tahu
Narator mengetahui pikiran dan perasaan semua karakter dalam cerita. Penulis mengungkapkan apa yang terjadi dalam pikiran tokoh, sehingga seolah-olah serba tahu.
Contoh:
"Malika menemui Gino yang tampak kusut dan tak terurus, ia mendekatinya dan berpikir bahwa mantan pacarnya itu benar-benar menyedihkan sekarang".
4. Sudut Pandang Campuran (POV Campuran)
Sudut pandang terakhir ini merupakan gabungan antara jenis sudut pandang dalam suatu cerita pertama dan suatu cerita ketiga. Biasanya, pengarang yang menggunakan sudut pandang ini akan masuk ke dalam cerita (yang bukan sebagai tokoh utama) dan ada saatnya ia kemudian berada di luar cerita dan menjadi orang biasa.
Contoh POV Campuran:
Kami sebagai sebuah keluarga sederhana, namun perasaan kami memiliki satu sama lain. Dan itu merupakan ketahanan yang kuat bagi kami. Namaku adalah Badu, aku adalah bagian kecil dari keluarga sederhana itu. Meski memang terkadang sulit menerima kehidupan ini, karena kadang kala aku merasa ingin hidup normal seperti mereka.
Seperti keluarga Toni yang selalu hidup dengan kecukupan bahkan lebih. Bahkan Toni sendiri tak perlu lagi bekerja karena ia sudah tercukupi oleh kemewahan yang ada. Tetapi aku tentu merasa berbeda, aku pun tidak ingin menjadi seperti Toni yang selalu mengandalkan harta keluarganya. Aku dan keluargaku diajari untuk terus hidup bersyukur dengan apa yang kami miliki.
Nah, sekarang sudah makin tahu Ding tentang apa itu POV. Untuk semakin memahami penerapannya dalam berbagai jenis tulisan, mulai sekarang yuk makin rajin baca!
#pointofview #pov #contentwriting
Komentar
Posting Komentar